Alhamdulilah..
Lega banget rasanya seluruh rangkaian acara pernikahan sudah selesai terlaksana.
Mulai dari acara pengajian - siraman, akad & resepsi, hingga pengantaran orang tua ke rumah suami.
So, kali ini aku mau cerita mengenai proses siraman dengan menggunakan adat Sunda, yang aku laksanakan pada tanggal 5 Agustus 2016 lalu.
Acara ini dilaksanakan seluruhnya dirumah aku sebagai calon mempelai wanita. Biasa nya jika calon mempelai pria merupakan orang Sunda/Jawa maka akan ada acara ini juga, namun karena suami ku orang Melayu, makanya hanya aku yang mengadakan acara ini sebagai prosesi adat Sunda.
Pengajian
Acara pengajian ini diadakan sebagai tanda syukur keluarga kami kepada Allah SWT dan meminta agar acara pernikahan yang akan dilaksanakan esok hari diberikan berkah dan kelancaran. Pengajian ini dilaksanakan sebelum acara siraman berlangsung.
Alhamdulilah sekali banyak ibu-ibu pengajian yang menghadiri acara dirumah ku ini.
Siraman Adat Sunda
Selesai pengajian maka aku ditarik oleh Ibu perias untuk melanjutkan ke acara Siraman. Tema yang aku pakai untuk pengajian ini adalah soft blue and yellow untuk memberikan kesan yang natural dan berbeda dengan tema pernikahanku.
Prosesi awal pada acara siraman ku ini diawali dengan adanya
proses sungkeman kepada kedua orang tua, nenek-kakek, dan para tetua yang
berjasa dalam membesarkan aku.
Di acara ini MC akan melantunkan nyanyian dalam bahasa sunda
dimana arti dari kata-kata tersebut adalah memohon ijin kepada kedua orang tua
bahwa aku akan segera menikah esok hari dan berterima kasih atas kasih sayang
yang tidak ada hentinya diberikan kepada aku selaku putri pertama.
Selesai acara sungkeman, dilanjutkan dengan acara mengapit aku
sebagai calon pengantin oleh kedua orang tua ku dengan ibu ku membawa pelita
lilin. Acara pengapitan ini dilakukan dengan berjalan diatas 7 lapis kain yang
berbeda yang dibentangkan dari kursi tempat sungkeman hingga ke lokasi acara
siraman. Hal ini bermakna bahwa dalam
hari-hari selanjutnya yang akan dilalui oleh sang calon pengantin, yaitu aku,
akan selalu diberikan kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan
iman yang kuat dan senantiasa menjalankan agama (insyaallah, amin allahuma amin).
Setelah itu baru mulai dilakukan siraman yang dilakukan oleh Ayah aku dan diikuti oleh Ibu setelah sebelumnya air siraman dicampurkan dengan bunga-bungaan antara lain bunga mawar, melati dan kenanga. Katanya sih arti dari bunga-bungaan ini adalah Bunga Mawar berarti sang anak diharapkan selalu jujur karena kebenaran, Bunga melati berarti agar sang anak selalu disukai oleh siapa saja dan membawa harum nama keluarga, dan Bunga Kenanga berwarna hijau berarti agar sang anak selalu diberikan kesejukan dan keteduhan hati. Prosesi siraman ku ini dilakukan oleh 9 anggota keluarga yang dituakan dan memiliki anak yang telah menikah. Biasanya anggota keluarga yang menyirami sang calon pengantin ini berjumlah ganjil yaitu 9,11,13. Tapi karena aku kedinginan, jadilah hanya 9 keluarga saja yang menyirami. Hehhee..
Setelah proses siraman selesai, aku mengambil air wudhu yang dituangkan dari kendi oleh ayah ku. Selain itu juga ayah dan ibu ku menggunting (sedikit sih) rambut ku. Tapi karena aku pakai hijab, proses ini dilaksanakan cukup singkat dan rambut yang digunting pun seadanya.
Setelah itu, aku ditarik masuk untuk dirias kembali dan
dibersihkan. Selama aku dirias secara singkat ini, acara tetap berjalan dimana
ayah dan ibu ku berjualan cendol dan kacang-kacangan. Memcahkan kendi,
pelaksanaan perubutan bebetian (sesuatu yang ada dalam tanah seperti ubi-ubian,
kacang-kacangan).
Acara terakhir ditandai dengan aku selesai berhias dan
orangtua ku memberikan suapan terakhir nya yang mentandai bahwa tanggung jawab
orang tua dalam menafkahi anaknya telah selesai dan si anak harus sudah bisa
mandiri serta akan dinafkahi oleh suami nya.
Itu semua prosesi acara siraman ku, sedih dan haru pada saat
prosesi siraman bener-bener aku rasain sampai air mata kok kayanya ga berhenti
ngucur ya, hehee..
love,
Ola Ayu
Kebaya design by helloolaayu
0 Comments:
Post a Comment